dan segalanya berakhir
22.02pernah nggak kamu ngerasa seneng yang bikin melayang sampai ke langit ke tujuh trus tiba-tiba jatuh sekenceng-kencengnya balik lagi ke bumi dan terhempas sama ombak?
semua terasa nggak jelas, semua terasa hampa, semua terasa menyedihkan,
sakitnya terasa, sangat nyata, ada tepat di dada, tempat hatimu berada,
semua kenangan masa lalu berputar samar-samar, seperti potongan film kehidupan.
kenangan yang mungkin tak akan berulang, kenangan yang akan selalu kamu rindukan..
aku pernah.
Hari Kamis, 9 Mei 2013
Malam.
aku berpikir segalanya akan terasa baik hari ini, tak pernah aku memikirkan hal buruk yang sebetulnya sangat mungkin terjadi. sekalinya aku memikirkan itu, aku selalu menggeleng, aku selalu mencoba menyingkirkan semuanya, aku berusaha untuk nggak peduli. dan yang aku sisakan di pikiranku hanyalah hal-hal baik yang mungkin juga terjadi di antara kita, hanya itu.
cinta memang egois. aku tau.
dan malam itu, kita kembali bertegur sapa, bercanda, tertawa, bernyanyi, bertukar cerita, kata cinta, dan segala hal yang membuatku perlahan-lahan naik ke atas awan. kita baik-baik saja. awalnya.
dan kamu mulai membahas lagi orang masa laluku itu, aku nggak pernah suka mengungkit masa lalu, apa lagi kalau masa lalu itu selalu membuatku menyesal telah hidup di saat itu. aku menyukai hidupku yang sekarang, bukan yang dulu. dan aku benci mengingat masa lalu. selalu.
sejak saat itu, suaramu menjadi lain, kamu beda.
aku bingung
dan hening panjang yang berlangsung akhirnya dipecahkan oleh suara lirihmu
"ngga usah pacaran dulu kamu, nurut kata papa aja, sekolah yang pinter, nanti masuk jurusan ipa, trus kuliah, trus jadi guru kimia, nanti pasti ada waktunya kamu diijinin papa buat pacaran"
jantungku melompat cepat, seperti baru saja mendapat serangan jantung.
aku berpikir cepat untuk memahami maksud kata-kata yang kamu lontarkan
jadi.. kamu pengen kita.. selesai? kita..
tapi..
tapi aku sayang kamu.
dengan pelan kamu menjawab,
"iya, teman juga boleh sayang, kan?"
DEG.
jantungku resmi copot.
sakit banget denger kamu bilang begitu.
tapi.. kenapa? kenapa tiba-tiba?
kamu diam sejenak, lalu berkata tegas,
"mungkin ini yang terbaik, oddynya disimpen dulu aja, sekarang mending kamu fokus sekolah, nanti masuk ipa, kamu gapai cita-cita kamu, apapun itu, setelah itu, kamu bisa nemuin oddy lagi, mungkin bukan oddy yang sama, tapi pasti bisa mengisi hari-harimu lagi seperti oddy yang sekarang."
tapi.. kenapa bukan oddy yang sama? kamu nggak mau nungguin aku sampai aku dibolehin pacaran?
"aku.. nggak janji."
DEGDEG.
ada apa sih sama kamu?
"aku nggak kenapa-napa, aku baik-baik aja."
aku hargain keputusan kamu, tapi ini begitu mendadak, begitu tiba-tiba, begitu tak terduga, aku nggak pernah mau kayak gini. ini bener-bener nggak jelas.
tapi oddy..
"ehm, besok-besok nggak perlu manggil aku oddy lagi ya, cukup panggil namaku aja."
sakit.
terimakasih udah nemenin aku selama ini, gimanapun perasaan kamu ke aku, aku masih tetep sayang sama kamu, bukan sayang sebagai teman, tapi sayang yang lebih dari itu, sayang yang mengarah pada cinta.
mungkin cerita cinta kita nggak akan terulang, tapi siapa yang tau,
namun satu yang kuminta, jangan hilangkan kenangan kita, semua kenangan indah.
simpan semua kenangan itu di hatimu..
jika suatu saat kamu berharap untuk mengulang semua itu dan tak ada lagi aku yang dapat melakukannya denganmu, ingatlah bahwa kenangan mungkin tak berulang, namun kenangan dapat diingat, dan kenangan selalu abadi, di sini, di hati.
jika suatu saat kata rindu tiba-tiba muncul dalam benakmu dan tak ada lagi aku yang dapat mengobatinya, ingatlah bahwa aku disini juga merindukanmu, selalu.
Muah. I love you.
itu ciuman terakhir dariku, aku janji, terakhir.
dan segalanya berakhir pada malam itu.
yang terdengar hanya desak tangisku yang tak ingin berhenti.
sincerely,
Lyndi Monica
aku bingung
dan hening panjang yang berlangsung akhirnya dipecahkan oleh suara lirihmu
"ngga usah pacaran dulu kamu, nurut kata papa aja, sekolah yang pinter, nanti masuk jurusan ipa, trus kuliah, trus jadi guru kimia, nanti pasti ada waktunya kamu diijinin papa buat pacaran"
jantungku melompat cepat, seperti baru saja mendapat serangan jantung.
aku berpikir cepat untuk memahami maksud kata-kata yang kamu lontarkan
jadi.. kamu pengen kita.. selesai? kita..
tapi..
tapi aku sayang kamu.
dengan pelan kamu menjawab,
"iya, teman juga boleh sayang, kan?"
DEG.
jantungku resmi copot.
sakit banget denger kamu bilang begitu.
tapi.. kenapa? kenapa tiba-tiba?
kamu diam sejenak, lalu berkata tegas,
"mungkin ini yang terbaik, oddynya disimpen dulu aja, sekarang mending kamu fokus sekolah, nanti masuk ipa, kamu gapai cita-cita kamu, apapun itu, setelah itu, kamu bisa nemuin oddy lagi, mungkin bukan oddy yang sama, tapi pasti bisa mengisi hari-harimu lagi seperti oddy yang sekarang."
tapi.. kenapa bukan oddy yang sama? kamu nggak mau nungguin aku sampai aku dibolehin pacaran?
"aku.. nggak janji."
DEGDEG.
ada apa sih sama kamu?
"aku nggak kenapa-napa, aku baik-baik aja."
aku hargain keputusan kamu, tapi ini begitu mendadak, begitu tiba-tiba, begitu tak terduga, aku nggak pernah mau kayak gini. ini bener-bener nggak jelas.
tapi oddy..
"ehm, besok-besok nggak perlu manggil aku oddy lagi ya, cukup panggil namaku aja."
sakit.
terimakasih udah nemenin aku selama ini, gimanapun perasaan kamu ke aku, aku masih tetep sayang sama kamu, bukan sayang sebagai teman, tapi sayang yang lebih dari itu, sayang yang mengarah pada cinta.
mungkin cerita cinta kita nggak akan terulang, tapi siapa yang tau,
namun satu yang kuminta, jangan hilangkan kenangan kita, semua kenangan indah.
simpan semua kenangan itu di hatimu..
jika suatu saat kamu berharap untuk mengulang semua itu dan tak ada lagi aku yang dapat melakukannya denganmu, ingatlah bahwa kenangan mungkin tak berulang, namun kenangan dapat diingat, dan kenangan selalu abadi, di sini, di hati.
jika suatu saat kata rindu tiba-tiba muncul dalam benakmu dan tak ada lagi aku yang dapat mengobatinya, ingatlah bahwa aku disini juga merindukanmu, selalu.
Muah. I love you.
itu ciuman terakhir dariku, aku janji, terakhir.
dan segalanya berakhir pada malam itu.
yang terdengar hanya desak tangisku yang tak ingin berhenti.
sincerely,
Lyndi Monica
0 komentar
write something?